Sekilas memelihara kucing terlihat mudah dan menyenangkan. Memang hal tersebut benar, namun ingat ada kalanya memelihara kucing menjadi sulit akibat serangan berbagai macam penyakit. Apalagi penyakit mematikan pada kucing yang bisa saja menginfeksi kucing yang kita pelihara.

Penyakit mematikan yang menyerang kucing berasal dari virus, bakteri, dan genetika. Beberapa penyakit yang disebabkan virus dan bakteri pada kucing masuk ke dalam kategori penyakit paling mematikan pada kucing.
Beberapa penyakit yang mematikan pada kucing sudah ada obatnya, namun kabar buruknya sebagian lain belum ada obatnya. Selanjutnya berikut ini adalah penyakit mematikan pada kucing :
Daftar Isi
1. Feline Immunodeficiency Virus (FIV)
Kucing memang rentang terhadap virus, terlebih kucing rasm salah satunya adalah Feline Immunodeficiency Virus (FIV). Melansir dari vet.cornel.edu Feline Immunodeficiency Virus (FIV) adalah satu penyakit menular yang sering menginfeksi kucing di dunia.
FIV sendiri menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga membuat kucing rentang terserang atau terinfeksi penyakit lainnya. Bisa dikatakan bahwa FIV setara dengan HIV, bedanya FIV menginfeksi kucing sedangkan HIV menginfeksi manusia.
FIV menyebar melalui perkelahian dan gigitan yang biasa dialami oleh kucing muda. Selain itu FIV juga bisa menular melalui tranfusi darah antar kucing. Virus ini berkembang sangat lambat selama bertahun-tahun ketika sudah masuk kedalam tubuh kucing.
FIV secara perlahan akan menghancurkan sel darah putih kucing sehingga menyebabkan kucing kehilangan kemampuan untuk melawan penyakit. Disisi lain kucing juga akan mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Hal tersebut menyebabkan kucing mudah sakit dan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dari suatu penyakit.
Untuk mencegah FIV bisa dilakukan dengan vaksinasi sebanyak 3 dosis. Menurut cathealth.com menvaksin kucing 3 dosis dapat mencegah infeksi FIV sekitar 60-80 %.
2. Feline Panleukopenia Virus (FPV)
Salah satu virus paling mematikan pada kucing adalah Feline Panleukopenia Virus (FPV). Jenis penyakit ini juga disebut dengan feline distemper atau feline parvo. Namun kebanyakan orang menyebut penyakit ini dengan penyakit distemper.
Melansir dari laman resmi American Veterinary Medical Association, panleukopenia adalah penyakit virus yang sangat menular pada kucing. Anak kucing paling berisiko tertular virus ini dan kebanyakan mereka selalu mati meskipun telah dilakukan pengobatan.
Panleukopenia dapat menyebar melalui feses, sekresi, muntahan dan kutu. Bisa penularan melalui perantara media seperti mangkuk makanan, air yang terkontaminasi, wadah kotoran, dan pakaian kucing.
Panleukopenia sendiri mempengaruhi saluran usus kucing dan menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Biasanya kucing yang tertular Panleukopenia akan mengalami diare, muntah, dehidrasi, kurang gizi dan anemia.
Gejala dari Penyakit Mematikan Pada Kucing pada kucing biasa akan menyebabkan kucing kehilangan nafsu makan, lesu, dan suka menggigit ekor dan kaki belakang. Yang mengerikan dari virus ini adalah bisa membunuh kucing dalam waktu semalam dan secara masal.
Untuk mendiagnosa penyakit panleukopenia dapat dilakukan melalui tes tinja dan darah. Sedangkan untuk pencegahan panleukopenia dapat dengan melakukan vaksinasi pada kucing, suntikan antibiotik, dan suntikan vitamin.
3. Feline Infectious Peritonitis (FIP)
Feline infectious peritonitis (FIP) merupakan penyakit yang menyerang rongga dada dan perut. Oleh sebab itu FIP sering disebut dengan penyakit radang selaput rongga perut dan dada pada kucing . Jenis penyakit yang satu ini sebabkan oleh virus Feline Coronavirus (FCooV).
Penyebaran atau penularan virus ini bisa terjadi melalui air liur, feses dan melalui plasenta dari induk ke anak. Virus FIP dapat bertahan hidup 2-3 minggu dengan suhu ruangan dan permukaan kering. Jenis virus ini bisa hidup dan menempel pada peralatan makan kucing, mainan kucing, kotak kotoran, tempat tidur, kandang dan pakaian kucing.
Ketika kucing terinfeksi virus FIP ini maka virus akan berkembang dalam tubuh kucing. Mulanya virus mulai berkembang di tenggorokan dan usus halus, kemudian virus menyebar ke paru-paru dan seluruh usus.
Selama terjadi infeksi virus FIP gejala yang ditimbulkan biasanya berupa bersin-bersin, mata berair, hidung berlendir secara berlebihan, diare, berat badan menurun, lemas dan lesu.
Agar kucing terhindar dari virus FIP bisa dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan kandang, peralatan kucing, mainan kucing, baju kucing, dan sejenisnya. Jangan lupa untuk rajin mencuci perlengkapan kucing tersebut dengan sabun, deterjen atau desinfektan. Selain itu jaga kondisi tubuh kucing agar selalu sehat dan fit dengan memberikan makanan kucing terbaik kepada mereka. Untuk mencegah virus FIP bisa dengan melakukan vaksin.
4. Feline Rhimotracheitis
Penyakit Feline Rhimotracheitis menyerang saluran pernapasan bagian atas kucing yang disebabkan oleh virus herpes. Jenis penyakit ini rentang menginfeksi kucing yang memiliki daya tahan tubuh rendah, dan juga kucing hamil.
Gejala dari kucing terinfeksi penyakit Feline Rhimotracheitis berupa bersin yang tidak terkontrol, keluar lendir bening dan hijau dari hidung kucing, kehilangan kemampuan indra penciuman, radang mata, mata mengeluarkan kotoran, sering memejamkan mata, demam, lesu dan lemas. Untuk kucing hamil bisa menyebakan keguguran.
5. Feline Leukemia Virus
Leukemia atau feline leukemia secara umum hampir sama degan virus FIV, karena sama -sama menyerang sistem kekebalan tubuh kucing. Kucing yang terjangkit leukemia akan mengalami penurunan kekebalan tubuh selam tiga tahun hingga pada akhirnya mengalami kematian.
Penyebaran atau penularan penyakit leukemia bisa melalui urine, cairan hidung dan air liur kucing. Kucing bisa tertular karena gigitan atau memakai peralatan bersama dengan kucing yang sudah terinfeksi leukimia.
Kucing ini bisa menularkan penyakit ini ke anaknya, dan yang lebih mencengangkan anak kucing lebih mudah tertular penyakit ini dibandingkan dengan kucing dewasa.
Gejala yang ditimbulkan akibat leukemia diantaranya infeksi seluruh sistem tubuh, diare, penyakit mata, infeksi kulit, infeksi saluran pernapasan, infeksi kandung kemih, anemia, infertilitas, dan kanker.
6. Rabies
Rabies pada kucing merupakan salah satu penyakit yang berbahaya, karena tidak hanya menginfeksi kucing tetapi juga bisa menginfeksi manusia. Kucing bisa terserang rabies disebabkan oleh gigitan hewan liar. Pada dasarnya rabies pada kucing menyerang sistem saraf pada kucing.
Penyakit rabies yang menginfeksi kucing berkembang sangat lambat, biasanya mencapai 2-5 minggu. Gejala yang ditimbulkan berupa koordinasi yang buruk, konjungtivitis, mengeluarkan air lir, menguap, demam, berperilaku aneh, mengalami penurunan berat badan, dan sering depresi atau stress.
Sayangnya hingga saat ini belum ada obat yang efektif mengatasi kucing rabies. Hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah rabies pada kucing ada dengan memberikan vaksin untuk melawan penyakit dan menjaga daya tahan tubuh kucing. Selain itu cegah kucing agar tidak berkontak fisik dengan hewan lain yang terindikasi rabies.
Untuk mencegah kucing terinfeksi leukemia bisa dengan selalu menjaga kebersihan kucing, perlengkapan kucing, memberikan makanan bergizi, membatasi kontak fisik dengan kucing liar, dan memastikan kucing sudah divaksin.
7. Hipertiroid
Salah satu penyakit mematikan pada kucing adalah Hipertirois yang menyebabkan laju metabolisme dalam tubuh kucing meningkat. Tentu hal tersebut sangat berbahaya pada kucing karena dapat memberikan tekanan ginjal, jantung, hati dan organ vital kucing lainnya.
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit Hipertiroid diantara muntah, diare, buang air kecil berlebihan, sering haus, bulu kering, penurunan nafsu makan, dan penyakit jantung.
8. Chlmydophilosis
Penyakit Chlmydophilosis merupakan salah satu penyakit mematikan pada kucing yang disebabkan oleh bakteri Chlamydiasis felis. Jenis bakteri ini rentang menginfeksi anak kucing berusia 5-12 minggu.
Gejala yang disebabkan oleh penyakit ini biasanya berupa demam, hidung berlendir, bersin berlebihan, nafsu makan hilang, dan radang pada mata. Jika tidak segera diobati maka radang mata akan bertambah parah dalam waktu 2 bulan. Selain itu radang mata tersebut akan menular ke kucing lain melalui lendir mata.
Jika radang mata semakin parah dan tidak dapat diselamatkan maka bisa menyebabkan kematian pada kucing. Untuk mengobati radang mata yang sudah parah perlu dilakukan operasi pengangkatan bola mata. Kemudian dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penyembuhan dari penyakit Chlmydophilosis.
9. Diebetes
Bukan hanya manusia saja bisa terkena diabetes, kucing bisa juga terkena diabetes. Biasanya diabetes menyerang kucing yang obesitas atau kelebihan berat badan. gejal diabetes pada kucing diantaranya adalah meningkatnya buang air kecil, kucing sering haus, penurunan berat badan, dan muntah.
Untuk mengetahui kucing apakah terkena diabetes atau tidak, bisa berkonsultasi dengan dokter hewan dan melakukan tes urine dan darah. Untuk mencegah diabetes pada kucing, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menjalani diet protein tinggi atau rendah karbohidrat.
10. Cacing Jantung
Penyakit cacing jantung pada kucing merupakan penyakit berbahaya dan fatal karena menginfeksi organ vital jantung dan paru-paru kucing. Cacing jantung pada kucing disebabkan oleh gigitan nyamuk yang sulit dideteksi.
Gejala yang dialami kucing yang mengidap penyakit cacing jantung diantaranya batuk, muntah, penurunan berat badan, kejang, pingsan hingga akhirnya mengalami kematian. Lebih parahnya, sampai saat ini belum ada obat yang efektif mengobati infeksi cacing jantung pada kucing.
11. Gagal Ginjal Ginjal
Gagal ginjal merupakan salah satu penyakit mematikan bagi kucing tua. Penyabab gagal ginjal pada kucing bisa karena faktor usia, genetika dan faktor lingkungan misalnya menelan zat beracun.
Gagal ginjal pada kucing bisa terjadi dalam dua bentuk yaitu akut dan kronis. Gagal ginjal akut dikaitkan dengan berhentinya fungsi ginjal secara tiba-tiba. Sedangkan untuk gagal ginjal kronis dikaitkan dengan penurunan fungsi ginjal yang progresif.
Gejala yang muncul akibat gagal ginjal pada kucing diantara buang air kecil secara berlebihan, selalu merasa haus, mual, muntah, suara bergemerentak atau retak di rahang, sembelit, dehidrasi, hilang nafsu makan, mengalami penurunan berat badan, halitosis (bau amonia), lemas dan lesu.
Penyakit gagal ginjal dapat dideteksi melalui pengujian urine. Urinalisis dapat menguji apakan kucing mengalami penyakit gagal ginjal. Selain itu tes darah juga bisa dapat mendeteksi indikasi kucing terinfeksi gagal ginjal.
Meskipun belum ada obat efektif untuk menyembuhkan gagal ginjal pada kucing, namun Anda dapat mengobati penyakit gagal ginjal dengan penyesuaian pola makan, pengobatan alternatif, dan diuresis (terapi hidrasi) kucing.