Kucing Siam Klasik (Classic Siamese Cat)

kucing siam klasik

Kucing siam klasik disebut juga dengan kucing siam kuno adalah jenis kucing siam yang memiliki penampilan yang hampir sama dengan siam tradisional, namun tubuh kucing siam klasik ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan siam tradisional.

kucing siam klasik
Kucing Siam Klasik

Selain itu kaki dan ekor kucing siam klasik juga lebih panjang jika dibandingkan dengan kucing siam tradisional.

Bentuk wajah siam klasik seperti bentuk segitiga dengan cekungan kecil di hidungnya. Untuk masalah kesehatannya cenderung memiliki sedikit masalah dan bisa dikategorikan ke dalam kucing sehat.

Nama “Classic” mengacu pada fakta bahwa ini adalah tipe yang paling umum di tahun 50-an, 60-an dan 70-an.

Pada tahun 2007, The International Cat Association menerima kembali Classic Siamese ke dalam daftar mereka, sebagai “Preliminary New Breed” dan dengan nama baru: Thai. Pada tahun 2009, trah Thailand dipromosikan menjadi status “Advanced New Breed”.

Perbedaan antara Classic Siamese (TCA) dan Thai (TICA) adalah bahwa Thai (TICA) diperbolehkan dalam semua warna (yang asli empat, ditambah nyala api, krim, lynx dan lainnya) sedangkan Traditional Cat Association hanya mengizinkan Classic Siamese di empat warna asli – titik segel, titik biru, titik cokelat, dan titik ungu.

Kucing siam klasik dengan warna apa pun selain empat warna asli diklasifikasikan sebagai Classic Colourpoint Shorthairs oleh Traditional Cat Association.

Kucing Siam klasik adalah kucing berukuran sedang, ramping namun berotot. Mereka telah disebut sebagai “atlet alami”.

Kepala dan wajah mereka berbentuk baji sedang, dengan lebih banyak definisi untuk moncong daripada Tradisional, tetapi tanpa ekstrem Modern. Mereka memiliki mata berbentuk almond. Telinga mereka sedikit lebih besar dari rata-rata kucing. Kaki mereka lebih panjang dari Tradisional, tapi tidak sepanjang Modern. Mereka memiliki ekor yang panjang, tipis, dan meruncing.

Bulu mereka pendek, halus, mengkilap dan halus serta lebih datar dari pada Tradisional.

Suara mereka dapat bersuara lembut atau bersuara dengan nada yang lebih khas dan lebih keras. Tidak jarang tangisan kucing Siam disalahartikan sebagai tangisan bayi manusia.

About Nesya Damayanti

Dari kecil memang suka kucing. Sekarang nulis blog ini sebagai kegiatan rutin setelah lulus dari kuliah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *