Di kalangan masyarakat sering terjadi kekhawatiran terhadap kucing karena menganggap kucing salah satu hewan penyebab rabies. Hal tersebut minimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat. Apakah kucing bisa menyebabkan rabies?

Jawabannya Ya, memang kucing dapat menyebabkan rabies jika mereka terinfeksi oleh virus rabies. Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menular kepada hewan mamalia termasuk manusia.
Meskipun kasus rabies pada kucing tidak begitu umum dibandingkan dengan anjing atau hewan lainnya. Kucing tetap dapat terinfeksi rabies melalui gigitan atau paparan air liur hewan yang terinfeksi. Kucing yang terinfeksi rabies dapat menjadi sumber penularan virus kepada manusia dan hewan lainnya.
Tanda-tanda rabies pada kucing dapat bervariasi, termasuk perubahan perilaku seperti kegelisahan, agresif yang tidak biasa, kelesuan, kehilangan nafsu makan, dan gangguan neurologis seperti kesulitan berjalan atau menelan.
Jika Anda mencurigai kucing terinfeksi rabies atau Anda telah digigit oleh kucing yang terinfeksi rabies. Maka segera mencari perawatan medis darurat.
Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rabies. Virus ini termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae dan dapat menyerang sistem saraf pusat mamalia, termasuk manusia.
Rabies biasanya ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi. Gigitan atau cakaran hewan dapat menjadi sarana mengirimkan virus ke dalam tubuh manusia melalui air liurnya.
Setelah terinfeksi, maka virus rabies menyebar melalui saraf perifer menuju sistem saraf pusat, termasuk otak, di mana ia menyebabkan peradangan dan kerusakan yang serius. Gejala awal infeksi rabies pada manusia sering mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Namun, seiring berkembangnya virus rabies ini maka gejala yang ditimbulkan akan menjadi lebih serius. diantaranya kejang, gangguan saraf, kebingungan, agitasi, gangguan tidur, kesulitan menelan, dan bahkan halusinasi.
Rabies sangat berbahaya dan hampir selalu berakhir dengan kematian setelah munculnya gejala. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari perawatan medis setelah terjadi kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, seperti kucing liar atau hewan lain yang berperilaku aneh atau agresif.
Pencegahan terhadap rabies melibatkan vaksinasi hewan peliharaan, termasuk kucing, sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan. Selain itu, hindari kontak dengan hewan liar atau tidak dikenal yang berpotensi terinfeksi rabies, dan lapor segera kepada otoritas kesehatan jika Anda tergigit atau terpapar dengan cara lain oleh hewan yang mencurigakan.
Jika Anda memiliki kucing, pastikan untuk mematuhi jadwal vaksinasi yang direkomendasikan oleh dokter hewan dan konsultasikan dengan mereka mengenai tindakan pencegahan yang tepat.