Jenis Vaksin Kucing dan Cara Penggunaannya

Jenis Vaksin Kucing

Jenis vaksin kucing memang beragam sesuai efek manfaat yang timbul pada tubuh kucing. Pemberian vaksin atau vaksinasi sebenarnya sudah lama dianggap sebagai jalan termudah untuk mencegah penyakit menular dan mematikan. Pemberian vaksin ini juga dapat membantu kucing tetap sehat dan tidak mudah sakit. Beberapa jenis vaksin wajib diberikan pada kucing sebagai pengaman adanya interaksi di antara pemilik dengan hewan peliharaan. Pasalnya, tidak sedikit penyakit yang menjangkit hewan peliharaan bisa menular kepada pemiliknya.

Jenis Vaksin Kucing
Kucing Divaksin | Source Image : kucing.co.id

Vaksinasi tidak boleh diberikan sembarangan. Perlu rekomendasi dokter untuk menggunakan vaksin agar sesuai ketentuan dan cara penggunaan. Meskipun menimbulkan efek manfaat, prosedur vaksinasi juga memiliki risiko yang bisa membahayakan kucing. Oleh sebab itu, cara penggunaan vaksin yang salah dapat merusak kekebalan tubuh alami kucing. Bahkan berakibat pada ketidakmampuan tubuh kucing melawan serangan penyakit. Untuk itu, penting bagi Anda, pemilik hewan peliharaan kucing, mengetahui jenis vaksin yang akan diberikan kepada kucing.

Antigen Peningkat Kekebalan Tubuh

Vaksin berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Hal tersebut karena vaksin memiliki kandungan antigen. Antigen merupakan mikroorganisme yang merangsang peningkatan sistem kekebalan tubuh. Padahal, antigen ini justru menjadi stimulus sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan penyakit yang datang menyerang. Cara kerja antigen dalam vaksin mengharuskan kondisi kucing dalam keadaan sehat sebelum vaksinasi. Lalu setelah vaksinasi kondisi kucing akan lesu hingga bengkak dan tidak mau makan 1-2 hari.

Vaksinasi dibedakan untuk kucing dewasa dan anak kucing. Kucing dewasa divaksin dengan beberapa jenis vaksin kucing seperti calicivirus, rhinotracheitis dan rabies yang dikategorikan sebagai vaksin inti. Sementara vaksin non inti yang disesuaikan dengan keinginan pemilik dan kebutuhan kucing. Vaksin untuk anak kucing dimulai pada usia 6-8 minggu sampai 16 minggu dengan interval 3-4 minggu. Pada usia di bawah 6 minggu, anak kucing cukup diberikan ASI.

Mengenal Beragam Jenis Vaksin Kucing

Sama dengan makhluk hidup lain, kucing juga sangat rentan terhadap serangan penyakit. Mulai dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri, toksin hingga virus. Beruntung, kini sudah banyak ditemukan cara untuk mencegah infeksi penyakit tersebut. Termasuk juga untuk melawan sel-sel kanker yang selalu melakukan degenaratif. Salah satunya dengan vaksinasi. Jadi, jangan heran jika terdapat berbagai jenis vaksin yang diberikan. Pasalnya, setiap jenis vaksin mempunyai manfaat tersendiri untuk melawan penyakit.

A. Jenis vaksin berdasarkan kondisi antigen

Jenis vaksin kucing dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu live vaccine atau vaksin aktif dan killed vaccine atau vaksin inaktif. Hal ini sesuai dengan kondisi antigen yang berada dalam vaksin tersebut. Berikut ini penjelasan dari live vaccine dan killed vaccine.

1. Live vaccine atau vaksin aktif

Live vaccine atau disebut dengan vaksin aktif memiliki kandungan antigen berupa mikroorganisme dalam kondisi hidup. Mikroorganisme sebagai agen penyakit semacam virus atau bakteri ini memang masih hidup tetapi sudah dilemahkan. Sistem kerja vaksin aktif, yaitu antigen hidup yang dimasukkan dalam tubuh kucing mampu berkembang atau memperbanyak diri. Kemudian pada jumlah yang banyak dapat menstimulus sistem kekebalan tubuh kucing. Namun, tidak menimbulkan penyakit karena mikroorganisme tersebut sudah dilemahkan.

Keuntungan menggunakan vaksin aktif pada kucing, yaitu:

  1. Antigen bekerja lebih alami
  2. Menstimulus sistem kekebalan tubuh kucing lebih tinggi
  3. Mampu memberikan daya perlindungan atau proteksi lebih kuat dan tahan lama
  4. Pembentukan sistem kekebalan tubuh yang lebih luas
  5. Meningkatkan rangsangan respon sel T dan mukosa IgA.
  6. Meskipun dirancang dengan keuntungan fungsi dan sistem kerja yang baik, vaksin aktif juga mempunyai kerugian. Berikut ini kerugiaan menggunakan vaksin aktif, yaitu:
  7. Mikroorganisme yang sudah dilemahkan masih berpotensi sebagai virulen.
  8. Hanya bisa diberikan pada kucing yang sudah tidak memiliki antibodi maternal. Antibodi maternal merupakan antibodi yang dimiliki karena kucing masih dalam kandungan atau melalui kolostrum susu induk.
  9. Penyimpanan vaksin aktif berada pada suhu rendah, maksimal 4 derajat celsius. Suhu rendah ini mampu menjaga mikroorganisme tetap hidup sehingga vaksin masih berfungsi.
  10. Perlu kehati-hatian dalam menyimpan dan memindahkan vaksin karena kesalahan sedikit saja bisa membunuh mikroorganisme.
  11. Proses menyimpan dan memindahkan vaksin harus memperhatikan perubahan suhu yang tidak ekstrim tinggi, tidak terkena sinar matahari langsung dan tidak terpapar radiasi atau ultraviolet.
  12. Bersifat lebih reaktogenik.

2. Killed vaccine atau vaksin inaktif

Jenis vaksin kucing inaktif merupakan vaksin yang memiliki kandungan antigen atau mikroorganisme dalam kondisi sudah mati atau sengaja dimatikan. Mikroorganisme yang mati ini sudah bukan berupa bakteri atau virus tetapi hanya hasil pemurnian saja. Seperti protein, peptida, atau partikel serupa virus. Selain mengandung antigen, vaksin inaktif juga dicampur atau ditambah dengan oil adjuvant. Kandungan oil adjuvant memiliki fungsi memperpanjang immunitas dan mengurangi jumlah mikroorganisme yang harus digunakan dalam vaksin.

Beberapa bahan oil adjuvant, yaitu aluminium hidroksida dan aluminium fosfat. Penggunaan alumunium hidroksida dan fosfat bertujuan untuk adsorpsi antigen pelarut atau lanolin. Kemudian diaplikasikan sebagai emulsi baik antigen maupun ß-propiolakton. Beberapa keuntungan menggunakan vaksin inaktif sebagai berikut.

  1. Mikroorganisme tidak memberikan risiko menjadi virulen.
  2. Vaksin sangat mudah diproduksi sehingga tersedia dalam jumlah cukup banyak.
  3. Vaksin sangat mudah disimpan sehingga tidak memerlukan kondisi khusus.
  4. Memberikan toleransi lebih baik terhadap sistem kekebalan tubuh kucing
  5. Beberapa kerugian menggunakan vaksin inaktif sebagai berikut.
  6. Membutuhkan pemberian vaksin yang berulang sehingga perlindungan terhadap infeksi penyakit dapat dipertahankan.
  7. Vaksin kurang melakukan rangsangan terhadap sistem kekebalan tubuh terutama pada imunitas seluler dan mukosa.
  8. Pada kondisi tertentu masih menimbulkan infeksi penyakit meskipun sudah divaksin.

B. Jenis vaksin berdasarkan fungsi antigen

Jenis vaksin kucing berdasarkan fungsi antigen terbilang banyak. Umumnya jenis vaksin direkomendasikan oleh dokter sesuai kondisi umur, lokasi dan riwayat kesehatan kucing. Organisasi AAFP atau American Association of Feline Practitioners mengumumkan pedoman vaksinasi yang menjelaskan jenis vaksin. Jenis vaksin tersebut dibagi menjadi tiga macam, yaitu wajib atau core, tidak wajib atau noncore dan tidak direkomendasikan. Namun, adapun jenis vaksin yang wajib diberikan pada kucing di antaranya yaitu.

1. Vaksin kucing rabies

Vaksin kucing rabies merupakan vaksinasi wajib untuk kucing yang berfungsi mencegah dari infeksi penyakit rabies. Rabies termasuk penyakit yang sudah menyebar luas dan sangat mengancam kesehatan lingkungan khususnya hewan peliharaan. Secara umum, vaksin rabies diberikan pada kucing yang berusia 12 minggu. Kemudian vaksin rabies diberikan kembali dalam interval waktu satu tahun lalu diberikan setiap 3 tahun sekali. Meskipun kebanyakan dokter tidak akan merekomendasikan untuk kembali vaksinasi rabies setelah suntikan kedua.

2. Vaksin kucing HCP atau FVRCP (Feline Panleukopenia, Herpesvirus, Calicivirus)

Vaksin kucing HCP merupakan vaksinasi inti pada awal peningkatan sistem kekebalan tubuh kucing. Vaksin kucing HCP diberikan untuk mencegah serangan tiga penyakit yang paling sering menyerang kucing. Penyakit ini, yaitu feline panleukopenia, herpesvirus dan calicivirus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menular di antara hewan baik liar maupun peliharaan. Namun, tidak berpotensi menular pada manusia. Bahkan akibat infeksi penyakitnya bisa mematikan kucing. Pemberian vaksin saat usia kucing 4-6 minggu hingga 18-20 minggu.

3. Vaksin kucing feline immunodeficiency virus

Vaksin kucing feline immunodeficiency virus merupakan vaksinasi wajib untuk mencegah virus penyakit imun. Virus penyakit imun pada kucing hampir sama dengan virus HIV pada manusia. Virus ini sering ditularkan melalui adanya kontak langsung dengan kucing yang memiliki luka gigitan dan cakaran. Meskipun belum banyak menyebar di Indonesia tetapi dokter sering mewajibkan vaksin ini sebagai proteksi. Terutama jika kucing peliharaan sering berinteraksi dengan kucing liar.

4. Vaksin kucing feline leukemia

Vaksin kucing feline leukemia merupakan vaksinasi yang tidak wajib tetapi sangat direkomendasikan sebagai wajib. Terlebih jika kucing sering beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan kucing liar. Feline leukemia termasuk penyakit kanker darah limfosit yang bisa mematikan kucing. Umumnya, vaksinasi feline leukemia dilakukan setahun sekali. Namun, Anda boleh menolak vaksin feline leukemia saat kucing peliharaan hanya melakukan aktifitas di dalam rumah.

Tahapan Dan Cara Penggunaan Vaksinasi Sesuai Usia Kucing

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, vaksinasi wajib dilakukan secara bertahap. Hal tersebut untuk memberikan interval waktu optimal pada sistem kerja antigen dalam vaksin terhadap tubuh kucing. Selain itu, tahapan vaksinasi juga berguna untuk mengetahui efek manfaat yang ditimbulkan. Tentu saja karena sistem kekebalan tubuh kucing memiliki kemungkinan respon yang berbeda. Misalnya, vaksinasi bisa memicu alergi atau cacat pada kucing tertentu. Sehingga dalam interval waktu tersebut bisa dilakukan tindakan alternatif.

Tahapan lengkap pemberian setiap jenis vaksin kucing terdiri dari tiga tahapan wajib. Setelah tahapan – tahapan tersebut dilakukan, vaksinasi bisa diulang setiap tahun sekali. Vaksinasi yang dilakukan secara berulang berfungsi sebagai tambahan atau disebut vaksin non inti. Berikut ini tahapan – tahapan vaksinasi, yaitu.

1. Tahap Pertama

Tahap pertama disebut tricat atau perlindungan terhadap tiga penyakit. Pada tahap ini vaksinasi dilakukan ketika kucing berusia di antara 8-10 minggu. Vaksinasi berguna melindungi kucing dari serangan penyakit berbahaya. Seperti Feline Panleucopenia, Feline Rhinotracheitis dan Feline Calicivirus. Harga vaksinasi pada tahap pertama sebesar Rp80.000 – Rp200.000 menyesuaikan dengan merk vaksin yang diberikan.

2. Tahap Kedua

Tahap kedua disebut tetracat atau perlindungan dari empat penyakit. Pada tahap ini vaksinasi dilakukan saat kucing Anda berusia di antara 12 – 14 minggu. Vaksinasi berguna melindungi kucing seperti pada vaksin ditahap pertama dengan tambahan mencegah serangan virus Clamydia. Harga vaksinasi pada tahap kedua sebesar Rp170.000 – Rp200.000 menyesuaikan dengan jenis obat yang dipakai.

3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga disebut rabies. Seperti sebutannya, pada vaksinasi tahap ketiga berguna melindungi kucing dari penyakit rabies. Vaksin rabies diberikan pada usia kucing sekitar 20 minggu. Pada usia 20 minggu ini kucing juga perlu mendapatkan pemeriksaan umum. Harga vaksinasi ini sebesar Rp35.000 – Rp100.000 tergantung kualitas vaksin yang digunakan.

4. Tahap Terakhir

Tahapan terakhir hanya perlu diberikan ketika kucing baru diadopsi pada usia 6 bulan dan belum divaksin. Meskipun vaksinasi wajib sudah berakhir pada usia 20 minggu tetapi belum terlambat melakukan vaksinasi pada usia kucing 6 bulan. Pemberian vaksin tetap mengikuti tahapan, yaitu mulai dari tricat, tetracat dan rabies. Harga vaksin secara keseluruhan sebesar Rp350.000 – Rp500.000 sesuai merk vaksin.

Itulah ulasan jenis vaksin kucing dan cara penggunaannya. Kucing memang menyenangkan untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun, jangan lupa untuk memberikan pemeliharaan dan perawatan terbaik. Terutama dari segi kesehatan dengan pemberian vaksin tepat sesuai jadwal dengan rekomendasi dokter. Sehingga Anda bisa memiliki kucing peliharaan yang lucu sekaligus sehat. Anda juga perlu memperhatikan kualitas vaksin yang diberikan karena semakin baik jenis kucing maka semakin mahal harga vaksinnya.

About Nesya Damayanti

Dari kecil memang suka kucing. Sekarang nulis blog ini sebagai kegiatan rutin setelah lulus dari kuliah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *