Harus Tahu! Inilah 6 Jenis Jamur pada Kucing

Jenis Jenis Jamur Pada Kucing

Apakah memelihara kucing itu mudah? Sebetulnya tidak mudah juga tidak sulit. Karena intinya, ketika kamu memiliki seekor kucing, bukanlah cuma sekadar memberikan makan dan minum. Kamu harus cukup memahami beberapa penyakit yang dialami si anabul (anak bulu) menggemaskan ini. Yang paling sering ditemui adalah berbagai jenis jamur pada kucing.

Jenis Jenis Jamur Pada Kucing
Kucing Jamuran

Yap, sama seperti manusia, kucing juga berpeluang terkena infeksi jamur. Apalagi untuk kucing-kucing liar yang bisa hidup di mana saja, termasuk di lingkungan kotor, jauh lebih besar risikonya untuk penyakit jamuran. Tentunya ketika seekor kucing mengalami infeksi jamur, jelas tidak bisa dibiarkan karena bakal menular.

Apalagi kalau kamu memelihara kucing dalam jumlah banyak, jika seekor saja terinfeksi, maka tidak butuh waktu lama bagi anabul yang lain. Tentu tidak mau dong kucing kesayangan harus gatal-gatal karena jamuran? Untuk itulah supaya bisa mengatasi, ada baiknya kamu terlebih dahulu tahu jenis-jenis jamur pada kucing berikut ini:

1. Stud Tail

Salah satu bagian tubuh kucing yang begitu sering terkena infeksi jamur adalah bagian ekornya. Terutama kucing-kucing yang berbulu lebat, seringkali mengalami ekor bermasalah. Namun khusus untuk penyakit stud tail, membuat pangkal ekor kucing menjadi hitam. Kondisi ini sering disebut sebagai hiperplasia.

Apa Penyebab Stud Tail?

Dibandingkan infeksi jamur lainnya, stud tail dimulai dari aktivitas normal pada tubuh kucing, terutama kucing jantan. Yap, kucing-kucing jantan pada umumnya sering mengeluarkan minyak atau yang disebut sebum pada pangkal ekor. Sebum ini dihasilkan oleh kelenjar supracaudal atau kelenjar sebaceous.

Saat kelenjar sebaceous ini menghasilkan lilin dalam jumlah banyak, maka terjadilah hipersekresi lilin. Kondisi ini rupanya memicu munculnya lesi-lesi berkerak di bagian ekor kucing, serta kerontokan bulu. Jika dibiarkan, stud tail justru bisa menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis jamur pada kucing serta bakteri. Sehingga menimbulkan aroma tidak sedap.

2. Jamur Ketombe

Bagi manusia, ketombe memang kulit kepala yang sudah mati kemudian mengering dan akhirnya terkelupas. Namun tahukah kamu, kalau ternyata ketombe juga bisa menjadi salah satu ciri telah terkena jamuran. Yap, ketika kulit kepalamu terlalu sering berada di bawah suhu yang terlalu lembab atau terlalu panas, maka bisa menjadi tempat tumbuh jamur.

Ketombe juga bisa dialami kucing dan menjadi salah satu ciri mereka jamuran. Terutama untuk kucing yang memiliki bulu tebal dan panjang seperti Persia, berpeluang lebih besar terinfeksi jamur ketombe ini. Untuk itulah kamu harus rajin-rajin mengamati kulit di balik bulu kucing yang tebal supaya lebih waspada.

Apa Penyebab Jamur Ketombe?

Jamur yang bisa memicu kondisi ketombe di bulu kucing diyakini berasal dari jenis Malassezia sp. Jamur ini biasanya ditemukan pada kulit kepala manusia dan hidup dalam kondisi normal. Hanya saja ketika kondisi udara jadi terlalu lembab atau terlalu panas, Malassezia sp bisa membuat asam lemak makin menumpuk sehingga menyebabkan peradangan kulit kepala.

Kondisi demikian rupanya juga terjadi pada permukan kulit kucing yang dipenuhi bulu. Tak heran kalau biasanya dalam musim penghujan yang seringkali cuaca lembab, bisa saja kucing mengalami jamur ketombe. Ciri-cirinya cukup jelas yakni adanya serpihan putih pada bulu kucing dan berjumlah banyak, hingga terus-menerus.

3. Ringworm

Inilah jenis jamur yang paling sering menyerang kucing. Yap, ringworm alias jamur kulit memang banyak ditemukan pada hewan peliharaan berbulu, entah kucing atau anjing. Meskipun ada worm, tapi infeksi ini tidaklah disebabkan oleh cacing sama sekali. Nama ringworm sendiri mengaju pada bentuk lesi yang muncul.

Di mana kucing yang mengalami ringworm, akan mengalami kerontokan bulu dengan bagian berkerak di tengahnya. Pada lesi itu, ada cincin merah yang mengelilinginya sehingga disebut sebagai ringworm. Nantinya, lesi melingkar berwarna merah ini akan tersebar di sekujur tubuh kucing yang menandakan kalau anabul terserang ringworm.

Apa Penyebab Ringworm?

Sering dialami oleh anak kucing alias kitten berusia di bawah satu tahun, ringworm adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur dari spesies Microsporum Canis atau Trichophyton Mentagrophytes. Bukan hanya kitten, kucing-kucing dewasa yang malnutrisi hingga kucing dengan sistem imun tubuh rendah lantaran sakit bisa dengan mudah terserang ringworm.

Ringworm ini bisa menular lewat spora jamur yang terdapat di tanah maupun bulu-bulu kucing yang terinfeksi. Lantaran bulu-bulu kucing yang terkena ringworm ini tertinggal di karpet atau sisir, tak heran kalau akhirnya ringworm menjadi salah satu jenis jamur pada kucing yang bisa menular ke manusia alias zoonosis.

Lantaran spora jamur penyebab ringworm ini bisa bertahan di lingkungan selama lebih dari setahun dan masa inkubasi 14-21 hari, kamu haruslah menerapkan hidup bersih. Jaga kesehatan tubuh kucing dengan memberikan pakan bermutu, selalu membersihkan kandang, rajin dijemur saat pagi dan dimandikan dengan sabun sampai bersih.

4. Jamur Karena Alergi Kulit

Manusia seringkali mengalami alergi saat mereka menyentuh atau memakan sesuatu yang ternyata tidak bisa diterima oleh tubuhnya. Salah satu yang banyak dialami adalah alergi kacang atau makanan berbahan dasar kacang. Beberapa orang dengan alergi kacang biasanya akan langsung memperlihatkan reaksi gatal, muntah hingga kesulitan bernapas.

Kondisi alergi seperti ini rupanya bukanlah dominasi manusia saja, karena kucing juga bisa mengalami alergi dermatitis serupa. Biasanya kucing mengalami alergi karena produk pakan tertentu, obat-obatan, perawatan bulu, kondisi lingkungan yang tidak bersih hingga akhirnya infeksi jamur.

Kucing dengan alergi kulit alias dermatitis akan butuh perawatan teliti.
Jika sang pemilik tidak tahu si kucing kesayangan mengalami alergi kulit, tentu hal ini bakal sangat menyiksa mereka. Kucing bisa terus-menerus menggaruk area tubuhnya yang gatal luar biasa. Kalau dibiarkan, alergi kulit ini jelas akan membuat penampilannya tidak maksimal dan mengundang jamur serta bakteri, sehingga bisa bikin makin parah.

5. Jamur Telinga (Yeast)

Selain suka menggaruk sekujur tubuhnya lantaran gatal, kucing juga sangat gemar menggaruk telinganya. Bentuk daun telinga kucing yang lebar memang lebih mudah terkontaminasi bakteri. Apalagi kucing-kucing liar yang sering tidur di manapun mereka berada sekalipun tempat kotor, bisa mudah terserang jamur telinga alias yeast.

Apa Penyebab Jamur Telinga?

Berbeda dengan ringworm, jenis jamur pada kucing yang satu ini disebabkan oleh Malassezia Pachydermatis. Lantaran jamur ini menginfeksi bagian dalam telinga kucing yang lembab, maka mau tak mau kucing bakal terus menggaruknya. Jika kucing dibiarkan menggaruk telinga hingga luka, bisa menyebabkan radang telinga atau otitis.

Tentunya melihat anabul kesayangan harus menderita otitis sangatlah menyedihkan. Kucing bakal terlihat tidak nyaman hingga terus-menerus menggoyangkan kepalanya. Tidak bisa diremehkan, otitis yang sudah parah bisa menyebabkan keluar bau tidak sedang dari lubang telinga kucing, hingga cairan kotor.

Bahkan kebiasaan menggaruk telinga dalam jangka panjang, bisa membuat kucing mengalami hematoma. Apa itu? Terjadinya penggumpalan alias penumpukan darah di bawah permukaan kulit, karena pembuluh darah pecah. Kalau telinga kucing sudah mengalami hematoma, tindakan bedah operasi adalah solusinya.

6. Eosinophilic Granuloma

Berbeda dengan infeksi jamur yang sudah disebutkan sebelumnya, Eosinophilic Granuloma (EGC) adalah penyakit kulit yang menyerang kucing dan bisa disebabkan berbagai macam hal. Kucing bisa mengalami EGC karena reaksi alergi itu sendiri, terkena infeksi bakteri hingga infeksi jamur. Kucing yang mengalami EGC akan memiliki ruam-ruam yang tampak seperti benjolan merah di permukaan kulit.

Biasanya ruam EGC ini paling banyak muncul di bagian perut serta paha dalam. Namun gejala EGC juga dapat menimbulkan bekas luka alias borok di bagian mulut, terutama bibir bagian atas. Kalau EGC yang menimpa kucingmu disebabkan oleh jamur, maka akan ada ruam melingkar berwarna merah yang mendadak muncul di wajahnya.

Tentunya kucing yang mengalami EGC lantaran disebabkan oleh infeksi jamur bakal benar-benar menyiksa. Sehingga sebagai pemilik kucing, kamu harus cukup reaktif dan membawa anabul kesayangan ke dokter hewan. Dokter hewan biasanya akan melihat penyebabnya terlebih dulu, baru kemudian diberi obat yang sesuai dosis.

Lantaran jenis jamur pada kucing sangat beragam dan begitu menular, tentu pengobatan yang tepat adalah kunci terbaik yang bisa dilakukan manusia. Jangan sampai si anabul hidup tersiksa lantaran gatal akibat adanya jamur di tubuhnya. Segera bawa kucing kesayangan ke dokter hewan untuk melakukan pengobatan dan sembuh seperti semula.

About Nesya Damayanti

Dari kecil memang suka kucing. Sekarang nulis blog ini sebagai kegiatan rutin setelah lulus dari kuliah.

2 thoughts on “Harus Tahu! Inilah 6 Jenis Jamur pada Kucing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *